Roemah-Satwa

Roemah-Satwa

17.9.10

Reptil, Hewan Peliharaan Kaum Urban

Memilih reptil sebagai hewan peliharaan sama sekali tak pernah terbayangkan oleh Krisna. Bentuknya yang tergolong mengerikan, malah sering membuatnya begidik ngeri. Namun sejak temannya memelihara ular, ketertarikannya pada reptil pun muncul. Karena merasa unik dan tidak biasa, Krisna pun tertarik untuk memelihara hewan-hewan jenis reptil yang sering dianggap berbahaya ini. Sebagai pemula, ia pun memulai hobi barunya dengan memelihara gecko (tokek hias).
"Saya punya bumble bee gecko. Baru setengah tahun memeliharanya," kata Krisna yang ditemui disela-sela kontes reptil di acara pameran hewan reptil dan ikan hias Indonesia Pets Plants Aquatic Expo 2009 , di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu ( 6/12 ).
Ketakutan yang sama tentu juga dialami oleh hampir seluruh peminat reptil di Indonesia. Hal ini diungkapkan Sentot, Ketua komunitas pecinta reptil Jakarta, JakHerps, yang juga menjadi panitia acara kontes reptil di WTC Mangga Dua tersebut.
Namun demikian, kata Sentot, seiring dengan meningkatnya pehobi reptil di Indonesia terutama di Jakarta, perlahan-lahan reptil pun semakin mewabah sebagai hewan peliharaan. "Reptil itu hewan yang unik dan kesannya mengerikan. Tapi justru disitu menariknya. Kalau sudah biasa, lama-lama bisa malah suka," jelasnya.
Sentot menuturkan, awalnya tren reptil sebagai peliharaan hanya berkembang di kalangan hobiis saja. Namun, hingga saat ini perkembangan peminat reptil meningkat pesat. Ini terlihat dengan bermunculannya berbagai klub pecinta reptil di berbagai daerah di Indonesia. "Trennya sekarang pehobi reptil itu berasal dari kalangan urban. Yaitu kalangan muda yang punya jiwa tantangan dan sibuk," kata dia.
Reptil, kata Sentot, tidak seperti hewan peliharaan lainnya yang membutuhkan perawatan-perawatan khusus. Pemeliharaan reptil, ujarnya, sangatlah mudah dan tidak repot. "Reptil itu sebenarnya kalem dan enggak rewel. Perawatannya mudah kok, asal kebutuhan pokoknya, yaitu makanan, dan kebersihannya dijaga," tuturnya.
Karena itu, ungkapnya, hewan reptil sangat cocok untuk kaum urban yang tidak punya banyak waktu untuk perawatan hewan. "Sekarang ini untuk hobiis reptil, yang lagi ngetrend itu leopard gecko dan ball phyton," tukasnya.
Dua jenis reptil itu, tambahnya, memiliki motif yang sangat unik sehingga diminati banyak kalangan pehobi. Dengan makin banyaknya peminat, tak pelak harga dua jenis reptil tersebut pun melonjak. Gecko misalnya, untuk anakan yang bermotif standar saja harganya mencapai Rp 150 ribu. Sementara yang jenis Leopard Gecko dengan motif atraktif bisa menembus Rp 12 juta.
"Untuk kalangan hobiis, harganya saya kira sepadan," tegasnya. Berbagai kontes pun marak diadakan untuk jenis hewan ini. Pada acara Indonesia Pets Plants Aquatic Expo ini, kontes Leopard Gecko dan Ball Phyton diselenggarakan dengan hadiah sebesar Rp 9 juta.
Tren dan potensi pasar yang dimiliki oleh reptil ini tentunya semakin menarik minat masyarakat untuk mulai mengadopsi reptil sebagai hewan peliharaan. Untuk kalangan pemula ini, Sentot pun tak lupa memberikan tips-tipsnya.
"Pertama cari dulu informasi tentang reptil sebagai hewan peliharaan. Cari jenis hewan yang paling mudah perawatannya dulu," kata dia. Untuk tahap awal, Sentot menyarankan bagi pemula untuk memelihara Gecko.
"Pemeliharaannya mudah saja. Yang perlu adalah kandang berupa kotak kaca ukuran 40X60 cm, dilengkapi dengan dahan-dahan kayu kecil," katanya.
Untuk makanannya, papar Sentot, cukup dengan memberikan anak-anak tikus yang masih merah. "Bisa didapat di toko-toko hewan umum," imbuhnya
Selanjutnya, untuk memperluas wawasan dan kenikmatan memelihara reptil, ia menyarankan agar para hobiis reptil pemula untuk bergabung dengan komunitas-komunitas pecinta reptil. "Disini kita bisa saling tukar informasi dan pengetahuan seputar reptil," tandasnya.
(Sumber : Kompas.com by Roemah-Satwa)